![]() |
| KEGIATAN: Kepala OJK Provinsi Kalimantan Selatan, Agus Maiyo, dalam kegiatan Media Update bersama Forum Wartawan Ekonomi Kalsel - Foto Dok |
HABARIAJA.COM, BANJARMASIN - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan menilai kinerja lembaga jasa keuangan di wilayah ini hingga Oktober 2025 berada dalam kondisi stabil dengan tingkat risiko yang tetap terjaga.
Hal itu disampaikan Kepala OJK Provinsi Kalimantan Selatan, Agus Maiyo, dalam kegiatan Media Update bersama Forum Wartawan Ekonomi Kalsel (FWE), Rabu (10/12/2025) sore.
Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur PDRB
Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2025 tumbuh 5,19 persen (yoy), sedikit melambat dibanding triwulan II yang mencapai 5,39 persen.
BACA JUGA: Inovasi Balangan Dipuji dalam Seminar Internasional Digital Transformation & Government
Tiga sektor penopang utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalsel yaitu:
• Pertambangan (22,24 persen),
• Pertanian (15,35 persen),
• Industri Pengolahan (12,12 persen).
Perbankan Tetap Tumbuh, Risiko Terkendali
Agus menyampaikan bahwa kinerja intermediasi perbankan masih menunjukkan tren positif, didukung likuiditas yang memadai.
• Kredit tumbuh 6,91 persen (yoy) menjadi Rp82,13 triliun.
• NPL gross tetap terjaga pada 2,58 persen.
Dari sisi penggunaan, Kredit Investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 23,06 persen, disusul Kredit Konsumsi tumbuh 6,40 persen. Adapun Kredit Modal Kerja terkontraksi 3,73 persen.
Penyaluran Kredit Investasi terbesar berada di Kota Banjarmasin yang mencapai 65,59 persen atau Rp53,86 triliun.
Untuk pembiayaan UMKM, porsi kredit terhadap total kredit perbankan di Kalsel tercatat 27,58 persen.
Sektor UMKM yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah Industri Pengolahan (19,86 persen yoy), sementara sektor lain mengalami kontraksi.
Dari sisi penghimpunan dana, kinerja perbankan di Kalsel menunjukkan tren positif:
• Aset tumbuh 6,13 persen yoy,
• Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 6,83 persen yoy,
• Kredit tumbuh 6,91 persen yoy.
Sumber pertumbuhan DPK disumbang oleh deposito (12,82 persen), tabungan (4,82 persen), dan giro (4,23 persen).
Secara spasial, pangsa DPK terbesar berasal dari Kota Banjarmasin, yakni sebesar Rp59,8 triliun atau 60,60 persen.
Perbankan Syariah Terus Ekspansi
Kinerja perbankan syariah juga mencatat pertumbuhan:
• Aset naik 5,07 persen yoy menjadi Rp12,49 triliun,
• Pembiayaan tumbuh 8,14 persen yoy menjadi Rp9,11 triliun.
Namun, DPK mengalami kontraksi 2,44 persen yoy. Meski demikian, likuiditas tetap kuat dengan rasio 96,36 persen dan NPF gross berada pada 2,06 persen, di bawah ambang batas.
Pasar Modal Meningkatkan Partisipasi Investor
Pada Agustus 2025, pasar modal melanjutkan tren penguatan. Nilai kepemilikan saham investor di Kalsel meningkat 33,42 persen yoy menjadi Rp114,13 triliun, sejalan dengan nilai transaksi saham yang tumbuh 72,25 persen yoy.
Jumlah Single Investor Identification (SID) naik 23,49 persen menjadi 210.338 investor.
IKNB Tumbuh, Pindar Melesat
Di sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB):
• Piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan bernilai Rp11,93 triliun, terkontraksi 1,53 persen yoy, dengan NPF tetap terjaga 1,76 persen.
• Penyaluran terbesar mengalir ke Pertambangan dan Penggalian (Rp3,14 triliun), kemudian Perdagangan Besar (Rp1,61 triliun) dan Pertanian (Rp1,14 triliun).
• Konsentrasi pembiayaan masih di Banjarmasin dengan porsi 29,22 persen.
Aset bersih Dana Pensiun tumbuh 9,81 persen menjadi Rp372 miliar.
Pada industri Pinjaman Daring (Pindar), outstanding pembiayaan meningkat signifikan 40,51 persen yoy menjadi Rp958 miliar. Tingkat wanprestasi (TWP90) berada di 2 persen.
Industri Pergadaian juga mencatat pertumbuhan 61,59 persen yoy menjadi Rp912 miliar.
Edukasi, SLIK, dan Pengaduan Konsumen
Sepanjang Januari–Desember 2025, OJK Kalsel melaksanakan 88 kegiatan edukasi di 13 kabupaten/kota, menjangkau 18.642 peserta. Materi edukasi terbanyak meliputi:
• Pengenalan OJK,
• Kelembagaan dan produk jasa keuangan,
• Waspada keuangan ilegal.
BACA JUGA: Jasa Raharja Kalsel dan Senkom Perkuat Respons Cepat Kecelakaan
Layanan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) mencapai 14.487 permintaan, mayoritas (55,5 persen) diajukan melalui layanan walk-in.
OJK Kalsel juga menerima 520 pengaduan konsumen melalui APPK. Sebaran pengaduan didominasi:
• Bank umum (38 persen),
• Fintech peer-to-peer lending (36 persen),
• Perusahaan pembiayaan (19 persen).
Jenis masalah terbanyak meliputi:
• SLIK (24,42 persen),
• Perilaku penagihan (21,15 persen),
• Fraud eksternal (13,27 persen).
Sebanyak 33 pengaduan masih dalam proses penyelesaian oleh pelaku usaha jasa keuangan, sementara 487 pengaduan telah ditanggapi. (rls/ak)
