![]() |
| BUKTI - Barang bukti di dekat lokasi ledakan - Foto (@infokomando) |
HABARIAJA.COM, JAKARTA - Ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara terjadi saat siswa salat Jumat.
Terduga pelaku peledakan disebut merupakan salah satu siswa yang pendiam dan kerap dibully.
Saksi mata pun membeberkan identitas pelakunya.
Sebuah ledakan terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara pada Jumat (7/11/2025).
Peristiwa ini mengakibatkan 60 orang mengalami luka-luka berat dan ringan, hingga ada yang ditangani intensif.
BACA JUGA: Sekjen KNPI Kalsel Dukung Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta ini terjadi saat para siswa dan staf sedang melakukan salat Jumat di masjid area sekolah.
Saat itu khatib sedang menyampaikan ceramah dan tiba-tiba saja sebuah ledakan besar terjadi.
Para siswa dan guru pun langsung panik berlarian keluar masjid untuk menyelamatkan diri.
Pihak kepolisian kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Ledakan diduga berasal dari sound system masjid.
Namun, hal yang paling aneh adalah temuan senpi rakitan di dekat sound system yang meledak. senpi yang diduga air soft gun tersebut berwarna hitam, dan setelah diselidiki kepolisian ternyata senjata hanya senjata mainan.
Terdapat beberapa tulisan berwarna putih di senpi yang tergeletak di atas permukaan beton tersebut.
Beberapa tulisan tersebut antara lain adalah "14 Words. For Agartha." Selain itu terdapat juga tulisan "Brenton Tarrant. Welcome to Hell."
Mengutip Wartakotalive, terduga pelaku peledakan di SMA Kelapa Gading tersebut merupakan murid kelas 12.
Hal ini terungkap dari keterangan saksi mata berinisial ZA.
Menurut ZA terduga pelaku merupakan siswa yang sering dibully di sekolah.
Ia diketahui selalu menyendiri karena merasa tidak sejalan dan sepaham dengan teman-teman di sekolahnya.
"Dia kayak ingin balas dendam ke pembully sampai merakit bom sendiri," kata ZA dikutip Grid.ID, Jumat (7/11/2025).
Sebelum peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta itu terjadi, terduga pelaku disebut meletakkan bahan peledak di tiga titik di sekolahnya, seperti musala, kantin dan tempat duduk para siswa yang merundungnya.
Pempro DKI Jakarta melalui Gubernur Pramono Anung menyatakan semua perawatan untuk korban ledakan tersebut di tanggung oleh Pemprov DKI. (net/ak)
