![]() |
ILUSTRASI: Istilah ini digunakan sebagai bentuk protes dan ekspresi kekecewaan - Foto Net |
HABARIAJA.COM, JAKARTA – Tagar ACAB dan kode 1312 ramai disebut-sebut di media sosial seusai insiden tragis yang menimpa pengemudi ojek online (ojol) di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025).
Korban bernama Affan Kurniawan (20) tewas setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob saat berlangsungnya aksi demonstrasi. Affan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat, namun dinyatakan meninggal dunia setelah menjalani perawatan beberapa jam.
BACA JUGA: H. Muhidin Raih Penghargaan Pelayanan Publik di Pemimpin Daerah Awards 2025
Peristiwa ini memicu gelombang reaksi warganet yang mengaitkannya dengan slogan ACAB dan kode 1312 ungkapan yang kerap digunakan dalam aksi protes terhadap aparat kepolisian di berbagai negara.
Apa Itu ACAB dan 1312?
Dilansir dari Kompas.com (5/10/2022), ACAB merupakan akronim dari “All Cops Are Bastards” yang berarti “Semua Polisi adalah Bajingan”. Istilah ini digunakan sebagai bentuk protes dan ekspresi kekecewaan terhadap perilaku aparat kepolisian yang dinilai melanggar etika maupun aturan.
Awalnya, slogan ACAB banyak dijumpai sebagai tato di tubuh narapidana di Inggris Raya. Seiring waktu, istilah ini menyebar ke kalangan suporter sepak bola di Inggris, lalu meluas ke berbagai belahan dunia.
Selain ACAB, kode 1312 juga menjadi simbol serupa. Angka tersebut merupakan representasi huruf berdasarkan urutan alfabet: 1=A, 3=C, 1=A, 2=B. Kode ini muncul sebagai alternatif di negara-negara yang melarang penggunaan langsung frasa ACAB.
Sejarah Singkat Istilah
Tidak diketahui secara pasti kapan dan di mana ACAB pertama kali muncul. Namun, istilah ini dipercaya sudah digunakan di Inggris pada paruh pertama abad ke-20.
Salah satu catatan menyebut frasa “All Coppers Are Bastards” pernah digunakan oleh kelompok buruh yang melakukan mogok kerja pada 1940-an. Dalam versi lain, seorang jurnalis asal Newcastle, Eric Partridge, mendokumentasikan tulisan ACAB di dinding penjara pada 1977. Ia kemudian memasukkannya ke dalam bukunya The Dictionary of Catchphrases, dan menyebut bahwa akronim tersebut sudah populer sejak awal 1970-an.
BACA JUGA: Jasa Raharja, Ditlantas Polda, dan Bapenda Kalsel Gelar Dialog Interaktif Ajak Masyarakat Taat Pajak
Partridge juga menyinggung bahwa istilah itu kemungkinan berasal dari sebuah lagu pada 1920-an berjudul “All Coppers Are Bastards”. Sejak saat itu, ACAB semakin dikenal luas sebagai simbol antipati terhadap polisi.
Fenomena Global
Kini, ACAB dan 1312 tak hanya dikenal di Inggris, tetapi juga menjadi bagian dari protes sosial di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Ungkapan tersebut kerap muncul dalam bentuk grafiti, atribut demonstrasi, hingga percakapan di media sosial.
Pasca-insiden rantis Brimob yang menewaskan pengemudi ojol di Senayan, warganet Indonesia kembali ramai membicarakan slogan ini sebagai bentuk kritik terhadap aparat. (net/ak)